Kamis, 06 Oktober 2011

Darah Juang Lentera

By : David Fernando
Awal langkah dari florence nightingale.
Banyak tulang belulang berserakan terlapisi debu.
Banyak mayat tak lagi berbentuk.
Berkerumun di atas pasirMU.
Tenggelam dalam lautMU.

Awal langkah dari florence nightingale.
Zaman kain kalut sebagai balutan.
Zaman dedaunan sebagai penawar virus.
Merontah jerit cekik akan kesehatan.

Sajak ini adalah sajak demokrasi.
Ingin merdeka seperti para darah juang.
Tak ada perbedaan dalam derajat.
Satu kepastian surat berharga bagi kami,
Darah juang lentera merah putih.

Awal langkah dari florence nightingale.
Satu padu bangun perkembangan.
Tanpa pandang jubah putih derajat dipandang.
Tanpa pandang wanita sahaja pada pejuang para bayi.
Bahwa kami adalah satu.

Aku ingin hidup seribu tahun lagi.
Begitu kata “Chairil Anwar”.
Aku ingin terbang melintasi dunia seperti merak.
Begitu kata “W.S Rendra”.
Satu padu menuntut nurani,
Pada rakyat jelatah kami berbagi.

Sajak ini adalah sajak demokrasi.
Menuntut nurani akan ketukan hati.
Jerih payah sang lentera yang tak ‘kan padam.
Sampai aku hidup seribu tahun lagi dan terbang bagai sang merak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar